Babancong yaitu sebuah bangunan kecil mirip
pesanggarahan berbentuk panggung di sisi selatan alun alun atau Lapangan Otto
Iskandardinata Garut. Luasnya mencapai sekitar 15 meter persegi dengan tinggi
panggung atau kolong sekitar 2 meter. Terdapat delapan tiang penyangga atap
berketinggian sekitar 7 meter.
Bangunan Babancong Garut sejak dulu kala
Babancong sangat dibanggakan
oleh masyarakat Garut. Dalam literatur yang temukan, Babancong adalah bangunan
yang mirip pesanggrahan yang berbentuk panggung. Zaman dahulu, Babancong berfungsi
sebagai tempat para pembesar menyaksikan keramaian di alun-alun, atau tempat menyampaikan
pidato di depan publik. Babancong memiliki kolong yang tingginya kira¬kira 2
meter. Sampai sekarang pun, babancong masih digunakan untuk tempat duduk para
pejabat, jika di alun-alun diselenggarakan berbagai upacara. Uniknya, Babancong
merupakan bangunan kecil monumental dan merupakan satu-satunya di Indonesia.
Bagian mukanya persis menghadap Alun alun.
Sedangkan bagian belakangnya mengarah ke Gedung Pendopo, dan rumah dinas Bupati
yang disebut Pamengkang. Di bagian belakang itulah terdapat tangga melingkar di
kiri dan kanan yang akan membawa sang pemimbar ke bagian teratas dan siap
berorasi.
Babancong didirikan bersamaan dengan pendirian Gedung Pendopo,
Alun alun, Masjid Agung, dan kantor Karesidenan pada waktu pembangunan Ibu Kota
Kabupaten Limbangan pada tahun 1813.
Soekarno di atas Babancong Garut
Pada tanggal 8 Desember
1960, di Babancong inilah Presiden Pertama RI, Soekarno, berpidato di hadapan
ribuan massa, dan merestui Kota Garut dijuluki sebagai "Kota Intan". Julukan
ini bukan tanpa alasan, karena Kota Garut pada saat itu sangat bersih dan asri,
bahkan termasuk kota terbersih di Indonesia. Itulah buah dari kepemimpinan
bupati Gahara yang secara telaten menjaga kebersihan kota, sehingga masyarakat
ikut terpanggil dan sering melakukan kerja bakti tanpa harus diperintah.
Ya Pak Gahara dulu sering terlihat naik Sepeda terpedo sendirian di jalan2 kota Garut....orangnya sederhana.
BalasHapus