Senin, 29 September 2014

Alun-Alun Garut

Alun-alun adalah karikatur diri khas kota-kota Jawa. Garut pun memiliki alun-alun. Alun-alun Garut yang cukup luas juga memiliki pola-pola yang sama dengan alun-alun di kota lainnya. Pengaturan pola pemerintahan menggunakan sistem macapat yaitu pusat pemerintahan berada ditengah-tengah dengan fasilitas pendukung di empat penjuru mata angin. Pada sistem ini, di sekitar alun-alun terdapat tempat tinggal bupati, tempat pemujaan (masjid), perkantoran, penjara dan juga pasar yang terletak beberapa meter saja dari alun-alun. Susunan ini masih bisa ditemukan dikota-kota di Indonesia sekarang. Selain itu ciri umum alun-alun di kota-kota tua adalah sekelilingnya dibatasi oleh jalan (dahulu di depan Masjid Agung Garut ada jalan). Tetapi, di Garut memiliki sebuah perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada berdirinya sebuah “Babancong” yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
Alun-Alun Garut tempo dulu
Sumber : Fuzie Ibnu Maxum
            Di barat alun-alun terdapat Masjid Agung Garut yang megah. Dulu masjid ini dinamai masigit. Di sebelah barat bangunan masjid terdapat pemakaman para bupati Garut. Di sinilah pembesar-pembesar Garut zaman dahulu dimakamkan. Di antaranya terdapat makam Penghulu Besar LImbangan, R.H. Moehamad Moesa, dan R.A.A. Wirata-nudatar serta istrinya, Raden Ayu Lasminingrat.
            Di sebelah utara alun-alun terdapat Kantor Pembantu Gubernur Wilayah Priangan (Bakorwil). Kantor tersebut awalnya adalah Kantor Asisten Residen Belanda untuk Wilayah Priangan. Sementara di sebelah timur alun-alun terdapat penjara.
            Penjara ini cukup bersejarah. Di situlah beberapa orang pejuang Garut – baik pada zaman Belanda maupun zaman Jepang – dipenjarakan karena menentang pemerintahan kolonial dan memperjuangkan kemerdekaan. Salah seorang yang pernah berkali-kali dijebloskan ke penjara ini adalah K.H. Mustafa Kamil, ulama Garut yang sering membangkang pada kebijakan pemerintah kolonial. Oleh sebab itu, ketika penjara ini hendak dialihfungsikan menjadi komplek pertokoan, banyak orang yang menentangnya. Karena, seharusnya penjara Garut dijadikan situs bersejarah dan dilindungi sebagai cagar budaya.
  
1= Masjid Agung Garut (Barat)
2= (bekas)Lembaga Permasyarakatan Garut
3= Badan Koordinasi Wilayah Priangan
4= Pendopo & babancong
U= Utara

            Gambar di atas mungkin sebagian orang telah melihatnya karena pernah saya posting di blog saya. Dulu, di sebelah utara alun-alun terdapat sebuah monumen yang dibangun untuk memperingati jasa seorang Belanda yang dianggap besar perhatiannya dalam memajukan masyarakat Garut. Dia adalah Karel Frederik Holle, sahabat karib Moehamad Moesa. Monumen itu dikenal sebagai Monumen Holle. Pada satu sisinya terdapat relief gambar Holle dan beberapa kata yang menerangkan jasa-jasanya.
            Sayang monumen itu diruntuhkan pada jaman Jepang. Maklum, Jepang memang sangat anti Belanda. Konon, monumen itu tidak sepenuhnya dihancurkan. Bangunan hanya dirubuhkan, kemudian dikubur di tempatnya berdiri. Hal ini yang ditempuh Belanda untuk untuk melestarikan relief Van Holle.


Tugu K.F. Holle sebelum diruntuhkan
Sumber : aleut.wordpress.com

Hingga akhirnya, ahli waris Van Holle tersebut bertandang ke Garut pada akhir kepemimpinan Bupati Toharudin Gani. Mereka berniat untuk membangun kembali monumen di Van Holle di kawasan perkebunan Cisaruni, Cikajang. Tak banyak orang tahu, relief tersebut terpajang di kawasan Perkebunan Teh Giriawas, Cikajang, Garut.


Tugu K.F. Holle di Cikajang
Sumber : Dok. Pribadi

Bukan hanya peristiwa itu yang terjadi di alun-alun Garut. Banyak peristiwa besar dari masa ke masa terjadi di alun-alun Garut sejak pembangunannya pada tahun 1813. Kini alun-alun Garut difungsikan menjadi ruang publik untuk melakukan berbagai interaksi. Interaksi tersebut antara lain yaitu melakukan kegiatan olah raga, pasar malam, kegiatan luar kelas anak-anak sekolah, sepasang kekasih yang memadu cinta, melaksanakan upacara bendera pada hari besar negara, dan lain sebagainya.

            Saat ini, setiap hari, suasana di Alun-Alun Garut selalu meriah dengan hadirnya berbagai jasa hiburan yang terdapat disana yang umumnya hiburan untuk anak kecil seperti delman domba, bebecaan, odong-odong dan masih banyak lagi.

0 komentar:

Posting Komentar